Penulis: Suryana Setiawan, Ketua Pembina TOKI
Tgl update: 18 Mei 2006
A. Pengantar
Mengingat dalam seleksi tertulis Olimpiade Informatika/Komputer algoritma‐algoritma
yang terkait dalam soal‐soal tersebut dituliskan dengan Pseudocode Pascal, atau
selanjutnya kita singkat dengan Pseudopascal saja, maka kami merasa perlu untuk
mengeluarkan dokumen untuk dijadikan acuan peserta untuk memahaminya.
Dokumen ini diharapkan juga menjadi acuan peserta dalam mempersiapkan diri dalam
seleksi tersebut maupun para pembina dalam mengarahkan pelatihan siswa‐siswanya.
Bagi pembimbing atau peserta seleksi yang cukup menguasai bahasa pemrograman
Pascal, sebagian besar aturan penulisan Pseudopascal merupakan subset dari aturan
Bahasa Pascal itu sendiri. Kecuali, ada beberapa hal yang di dalam Bahasa Pascal boleh
dilakukan, dalam pseudopascal tidak ada atau tidak disarankan untuk dilakukan. Hal
ini untuk memungkinkan kompatibilitas algoritma dengan bahasa lain seperti bahasa C
sehingga peserta yang lebih menguasai bahasa selain Pascal dapat cukup mudah untuk
mmahaminya juga. Jadi berkenaan dengan ini anda tinggal menemukan hal‐hal yang
menjadi “pantangan” tersebut.
Mengingat dokumen ini dituliskan lebih untuk acuan maka anda hanya akan
menemukan penulisan substansi yang seringkas‐ringkasnya tanpa disertai contohcontoh
yang memadai. Dalam kesempatan lain, semoga kami dapat menyediakan
materi yang lebih sesuai untuk digunakan langsung dalam pembinaan‐pembinaan
peserta dalam pemrograman.
B. Terminologi dan Penjelasan Umum
Untuk memudahkan anda dalam pemaham dokumen ini beberapa terminologi terkait
akan dijelaskan. Jika agak berbeda dari yang anda sudah ketahui kami harapkan itu
tidak terlalu dipermasalahkan karena hal tersebut bukan tujuan utama dari dokumen
ini.
Berikut ini mengenai algoritma
• Algoritma adalah urutan langkah‐langkah sistematis yang terkait pada
pemecahan suatu masalah; didalamnya bisa terdapat sejumlah variabel,
perintah, ekspresi & assignment, struktur kendali aliran (control flow) dari
algoritma, serta definisi fungsi/prosedur.
2
• Pseudocode adalah suatu cara penulisan algoritma agar ide dan logika dari
algoritma dapat disampaikan/diekspersikan.
• Pseudopascal (alias Pesudocode Pascal) adalah pseudocode yang menggunakan
(mengadopsi) beberapa notasi Bahasa Pascal berikut struktur penulisan
programnya.
Berikut ini mengenai program komputer
• Program komputer atau kita singkat dengan kata program (istilah lainnya code)
adalah susunan perintah‐perintah dan operasi‐operasi yang
mengimplementasikan algoritma tertentu disertai yang ditulis dalam bahasa
pemrograman tertentu.
• Bahasa pemrograman adalah bahasa yang di dalamnya terdapat aturan
penulisan program.
• Bahasa Pascal adalah salah satu bahasa pemrograman, dan saat ini terdapat
sejumlah versi dari bahasa Pascal diantaranya: Ansi Pascal, Turbo Pascal, Free
Pascal, dlsb.
Algoritma yang ditulis dalam suatu pseudocode dibedakan dari programnya yang
ditulis dalam suatu bahasa pemrograman akibat adanya perbedaan tujuan dari kedua
hal itu. Algoritma dengan pseudocode bertujuan untuk menyampaikan ide dari
algoritma bagi pembaca (dalam hal ini peserta seleksi), sementara program dalam suatu
bahasa pemrograman untuk dapat dijalankan nantinya oleh komputer. Mengingat
komputer “bodoh” maka dalam penulisannya suatu program harus 100% taat pada
aturan‐aturan penulisan programnya (istilahnya tidak ada kesalahan sintaks) sementara
karena pembaca algoritma adalah manusia maka demi menyederhanakan dan
memudahkan pemahaman maka aturan‐aturan penulisannya digunakan secara
fleksibel. Terkadang pesudocode dituliskan nyaris sama dengan versi programnya
sendiri tetapi kadang‐kadang diringkaskan menggunakan kalimat‐kalimat bahasa
manusia (dalam hal seleksi ini adalah bahasa Indonesia) bahkan beberapa bagian
sengaja yang bukan fokusnya dihilangkan. Prinsip dalam penulisan pseudocode adalah
“tuliskan seringkas‐ringkasnya sejauh tidak mengurangi pengertian dari algoritma yang
menjadi fokus pembahasan tersebut.”
Dalam kaitannya dengan materi seleksi, pseudocode yang digunakan adalah
pseudopascal berdasarkan kenyataan bahwa notasi‐notasi Bahasa Pascal jauh lebih
mudah dipahami daripada notasi bahasa pemrograman populer lainnya saat ini
terutama bagi pemula (misalnya bahasa C). Selain itu setiap notasi yang digunakan
dijaga untuk selalu berpadanan dengan notasi yang ada dalam bahasa lain tersebut
sehingga peserta yang lebih menguasai bahasa selain Pascal tetap dapat memahami ide
dari algoritma terkait.
3
Terakhir, untuk menghindari polemik akan cara‐cara penulisannya, sekali lagi
Pseuodopascal yang dimaksud dalam dokumen ini adalah Pseudopascal versi
Olimpiade Sain Bidang Informatika/Komputer & TOKI.
C. Elemen‐elemen Algoritma dengan Pseudopascal
Seperti pada terminologi di atas terdapat sejumlah elemen dasar dalam pseudopascal.
• Variabel
• Perintah
• Assignment & Ekspresi
• Struktur kendali aliran
• Fungsi/prosedur
• komentar
Sebelum penjelasan masing‐masing komponen itu (di bagian C.1. s.d. C.6) berikut ini
suatu contoh algoritma dalam pseudopascal. Algoritma ini tidak berarti apa‐apa karena
hanya ditulis untuk membatu di bagian penjelasan masing‐masing elemen algoritma tsb
kemudian.
function kubik(a: integer): integer;
begin
kubik := a*a*a;
end;
procedure sw(var a: real; var b: real);
begin
menukarkan isi a dan b
end;
var
status: array[0..99] of boolean; { array 1 dimensi }
Tbl: array[0..99,0..1] of integer; { array 2 dimensi }
sum: record x,y: real end; { struktur komposit }
begin
proses mengisikan data ke dalam matriks Tbl dan array status
sum.x := 0;
sum.y := 0;
for I := 0 to 99 do begin
t0 := (Tbl[I,0] + Tbl[I,1])/2 – I*2;
status[I] := (Tbl[I,0] = Tb l[I,1]) or (sum.x <> sum.y);
if (status[I] or status[99‐I]) then begin
sum.x := sum.x + kubik(Tbl[I,1] – t0);
sum.y := sum.y + kubik(Tbl[I,0] – t0);
4
sw(sum.x, sum.y);
end;
end;
Proses pencetakan harga‐harga sum.x dan sum.y
....
....
end.
C.1. Variabel
Variabel adalah elemen dari algoritma untuk menyimpan suatu harga tertentu pada
suatu saat dan pada saat lain harga dalam variable itu bisa diubah ke harga lain sesuai
kebutuhan.
Berikut ini aturan‐aturan untuk variabel.
• Suatu variabel dituliskan dengan suatu nama secara unik dan nama variabel
dapat terbentuk dengan karakter alfanumeris1 (hanya huruf dan angka) kecuali
karakter pertama adalah alfabet. Misalnya:
�� Variabel‐variabel dalam contoh di atas bernama sum, Tbl, status, I dan t0.
• Huruf besar dan huruf kecil sama saja (case insensitive2) namun penulisan
variabel diharapkan selalu konsisten dalam penggunaan huruf besar/kecilnya.
• Suatu variabel tidak diberikan nama dengan kata yang akan digunakan secara
khusus dalam notasi penulisan algoritma (lihat daftar kata reserverd word)
dengan tujuan untuk menghindari kerancuan arti. Misalnya:
�� katak‐kata function, begin, end, for, do, integer, real, var, array, dan
boolean di contoh di atas memiliki arti khusus (reserved word),
• Variabel bisa berbentuk tunggal, komposit, atau bisa juga berbentuk majemuk
yang ditandai elemen‐elemennya dengan indeks.
• Variabel berbentuk majemuk atau yang dikenal dengan nama array, harga
indeks‐indeks array berkisar dari 0 hingga bilangan positif tertentu3 dan
penulisan indeksnya setelah nama variabel tersebut di dalam sepasang kurung
siku. Nomor indeks dari array dapat digantikan oleh harga suatu variabel lain
dengan menuliskan nama variabel tersebut. Misalnya:
1 Dalam bahasa Pascal selain alfanumeris, sejumlah karakter lain dapat pula digunakan. Disini
kita batasi saja hanya alfanumeris.
2 Dalam bahasa C nama variabel case sensitive sementara bahasa Pascal case insensitive
3 Indeks dibatasi demikian untuk menjaga portabilitas (kemudahan untuk diimplementasikan)
dengan bahasa C walaupun dalam bahasa Pascal indeks ini bisa menggunakan banyak cara.
5
�� Status[I] menunjukan elemen array status ke I dan harga I sendiri dalam
algoritma dapat berubah‐ubah sehingga status[I] mengacu pada berbagai
elemen.
• Array bisa berindeks lebih dari satu (disebut berdimensi lebih dari 1) misalnya
array dua dimensi dan di dalam tanda kurung siku ada dua harga indeks yang
dipisahkan oleh tanda koma4 dengan alternatif sepasang kurung siku tutup &
buka5 (“][“). Misalnya:
�� status adalah array dengan indeks berkisar dari 0 s.d. 99.
�� Tbl adalah array dua dimensi (dengan 2 indeks) yang masing‐masing
indeks memiliki kisaran dari 0 s.d. 99 dan 0 s.d. 1. Penulisan elemen
Tbl[i,0] dapat juga diganti dengan Tbl[i][0].
• Jika cukup jelas jenis dan penggunaanya maka suatu variabel tidak perlu
dideklarasikan6. Jika dideklarasikan maka penulisan mengikuti aturan deklarasi
variabel dalam bahasa Pascal yaitu dituliskan di awal program atau di awal
fungsi/prosedur. Misalnya:
�� Tbl, status dan sum dideklarasikan tetapi I dan t0 tidak.
• Struktur komposit (variabel yang di dalamnya terdiri atas subvariabel7) sedapat
mungkin akan dihindari. Seandainya diperlukan maka akan mengikuti aturan
penulisan Record dalam bahasa Pascal dan penggunaan komponennya
menggunakan aturan dalam bahasa Pascal yaitu nama variabel dan nama
subvariabel dituliskan dengan dipisahkan tanda titik.
�� Misalnya variabel sum memiliki dua subvariabel yaitu x dan y. Masingmasing
bisa dianggap sebagai variabel tersendiri dengan nama sum.x,
dan sum.y.
C.2. Perintah
Perintah adalah satuan operasional dari suatu algoritma maupun algoritma.
• Perbedaannya, perintah‐perintah dalam algoritma bisa dinyatakan dalam
kalimat‐kalimat bahasa sehari‐hari sementara untuk program perintah‐perintah
harus bisa “dipahami” dan dijalankan oleh komputer sehingga karena
keterbatasan komputer harus mengikuti aturan‐aturan penulisan yang rinci.
Misalnya:
4 Mengikuti aturan dalam bahasa Pascal
5 Mengikuti atuaran dalam bahasa C
6 Deklarasi variabel dilakukan dalam sebagian besar bahasa pemrograman untuk menyatakan
jenis kemungkinan harga yang dapat diisikan padanya, ukuran/dimensi (khusus untuk array),
dan scope (bagian‐bagian mana) dari program ia bisa digunakan.
7 Record dalam Pascal atau struct dalam bahasa C.
6
�� Algoritma contoh di atas berisikan perintah‐perintah yang menggunakan
kalimat bahasa Indonesia biasa dan perintah‐perintah mengikuti aturan
penulisan program bahasa Pascal.
• Perintah dalam bahasa sehari‐hari dibedakan dalam font penulisannya dari
perintah yang mirip perintah program. Misaalnya:
�� dalam algoritma contoh dituliskan dengan huruf miring sementara
perintah dengan aturan bahasa pemrograman dengan huruf biasa dan
diakhiri tanda “;” (sebagai kebiasaan saja, keduanya menggunakan huruf
courier untuk dibedakan dari bagian teks yang lain).
• Kadang‐kadang perintah dalam bahasa sehari‐hari digunakan untuk mewakili
sejumlah baris perintah dalam bahasa pemrograman sehingga diharapkan
penulisan algoritma tidak terlalu bertele‐tele namun tetap atau bahkan dapat
lebih mudah untuk dihapami.
�� Misalnya: “Proses mengisikan data ke dalam …..(dst)” menggantikan
sederetan operasi mengenai pengisian Tbl dan”Proses pencetakan ….”
yang menggantikan printah‐perintah untuk mencetak harga variabel tsb.
• Sederetan perintah yang tidak menjadi fokus untuk ditampilkan dalam
algoritma kadang‐kadang diganti dengan sejumlah beris yang berisi titik‐titik
(“.…”). Misalnya pada contoh di atas pada baris terakhir.
• Notasi‐notasi penulisan perintah mengikuti notasi yang digunakan dalam
bahasa Pascal yaitu ada yang bersifat assignment yang diikuti oleh suatu
ekspresi atau hanya satu pemanggilan prosedur tertentu.
C.3. Assignment & ekspresi
Assignment adalah pemberian nilai pada suatu variable yang bisa berupa harga literal8,
harga dari variable lain, atau harga yang dihasilkan dari suatu ekspresi. Sementara
ekspresi adalah operasi yang akan menghasilkan harga untuk diberikan pada variabel
tersebut yang bisa merupakan ekspresi aritmatis maupun atau ekspresi lojik (Lihat C.4.
Ekspresi Aritmatis & logis di bagian berikutnya). Aturan dalam penulisan assignment
adalah sebagai berikut.
• Aturan penulisannya adalah: nama variabel penerima diikuti tanda assignment
“:=” 9 selanjutnya nilai atau ekspresi yang menghasilkan nilai. Misalnya:
�� “sum.x:=0” artinya variabel sum.x diberi nilai literal 0
�� “t0:=(Tbl[I,0]+Tbl[I,1])/2–I*2;” artinya variabel t0 diberi harga hasil
ekspresi yang aritmatis di ruas kanan setelah tanda assignment.
8 Harga literal adalah harga‐harga yang pasti misalnya integer 0, 100, ‐33; bilangan real 29.13, ‐
21.41; string “Indonesia Raya”, “Olimpiade sains”.
9 Dalam bahasa C assignment hanya dengan tanda “=” tetapi dalam pascal tanda “=” digunakan
pada pembandingan kesamaan harga; dalam pseudopascal ini dibahas di bagian C.4. Ekspresi.
7
C.4. Ekspresi Aritmatis
Suatu ekspresi aritmatis berisikan sederetan operasi aritmatis dan jika yang jika
dijalankan akan menghasilkan suatu bilangan (integer atau real). Suatu operasi aritmatis
terjadi antara dua harga yang akan dioperasikan (disebut operand) dan sebuah operator
kecuali untuk operasi unary yang hanya memerlukan satu operand.
• Notasi‐notasi operator arimatis: perkalian (*), pembagian (/), penambahan (+),
pengurangan (‐), sisa pembagian (mod), pembagian dengan pembulatan ke
bawah (div).
• Jika ekspresi berisi beberapa operasi maka operasi dengan orde tertinggi yang
akan dilakukan terlebih dahulu.
• Urutan orde untuk operasi aritmatis mulai dari yang tertinggi hingga terendah
adalah: perkalian/pembagian/modulo/divisi, kemudian
penambahan/pengurangan (tanda / menyatakan berorde sama).
• Untuk yang berorde sama, urutan operasinya dilakukan dari kiri ke kanan
dalam penulisan ekspresi namun jika berpotensi membingungkan kadangkadang
urutan bisa dipertegas dengan bantuan tanda kurung dan penggunaan
tanda kurung memungkinkan bagian operasi yang ada di dalam tanda kurung
dilakukan terlebih dahulu. Misalnya:
�� ”(Tbl[I,0]+Tbl[I,1])/2–I*2“ akan dilakukan penjumlahan Tbl[I,0] + Tbl[I,1]
terlebih dahulu kemudian hasilnya akan dibagi 2 dan dikurangi oleh
hasil perkalian antara I and 2.
• Operand‐operand bisa variabel, literal, atau hasil dari pemanggilan fungsi.
Misalnya:
�� dalam “sum.x+kubik(Tbl[I,1]–t0)” yang terlibat dalam operasi adalah
sum.x, dan hasil dari pemanggilan fungsi kubik(Tbl[I,1]–t0) (Penjelasan
pemanggilan fungsi ada di bagian fungsi).
• Operasi unary adalah operasi yang hanya berlaku sebagai operasi terkiri dalam
ekspresi dengan operator minus (sama dengan pengurangan) dengan cara
penulisan: operator mendahului operand. Efek dari operasi ini adalah
memperhalikan harga operand di sampingnya itu dengan ‐1. Jika operand
berharga positif akan menjadi negatif dan sebaliknya jika berharga negatif
menjadi positif..
• Operasi tidak mengubah isi variabel‐variabel yang menjadi operand tersebut
kecuali jika ia adalah variabel yang akan menerima hasil operasi tersebut di
dalam operasi assignment hasil dari ekspresi (lihat bagian C.3. Assignment &
Ekspresi sebelumnya).
C.4. Ekspresi Lojik
Suatu ekspresi lojik bisa merupakan salah satu dari berikut ini: (1) satu harga literal
lojik, (2) suatu variabel lojik, (3) suatu ekspresi pembandingan harga, (4) operasi lojik
dari dua ekspresi lojik atau (5) negasi suatu ekspresi lojik. Keempat dan kelima
memungkinkan ekspresi kombinasi yang kompleks.
8
• Ekspresi pembandingan terdiri atas dua antitas yang akan dibandingkan dan
kriteria pembandingannya; penulisan berurutan entitas kiri kriteria
pembandingan dan entitas kanan.
• Kriteria pembanding yang dikenali adalah “=” (sama10), “<” (lebih kecil), “>”
(lebih besar), “<=” (lebih kecil atau sama dengan), “>=” (lebih besar atau sama
dengan), “<>” (tidak sama11).
• Entitas yang akan dibandingkan bisa berupa variabel biasa atau ekspresi
aritmatis (ekspresi aritmatis harus dituliskan di dalam tanda kurung!) atau suatu
harga literal asalkan kedua entitas yang dibandingkan berjenis harga sama.
• Operasi lojik terjadi antara dua variabel lojik dan atau harga lojik (bisa dari hasil
ekspresi pembandingan atau ekspresi lojik lain) dengan suatu operator kecuali
jika operasi negasi dianggap sebagai operasi lojik maka ia hanya menggunakan
satu operand.
• Operator‐operator lojik yang memerlukan dua operand adalah: and, or, dan xor
sementara operator negasi adalah not.
• Operator‐operator tsb dijalankan dengan urutan sesuai dengan ordenya: dari
yaang tertinggi ke yang terendah, jika sama dari kiri ke kanan dalam ekspresi.
• Urutan orde dari operator‐operator tersebut (dari tertinggi ke terendah): not,
and, or/xor (tanda / menyatakan berorde sama).
• Seperti halnya dalam ekspresi aritmatis, tanda kurung dapat digunakan untuk
mengatur urutan operasinya. Untuk menambah kejelasan algoritma kadangkadang
tanda kurung disertakan.
• Hasil ekspresi bisa diassign ke suatu variabel boolean atau bisa juga digunakan
dalam perintah kendali aliran (Dibahas di C.5. Struktur Kendali Aliran).
�� Misalnya: dalam “status[I] := (Tbl[I,0] = Tb l[I,1]) or (sum.x <> sum.y)” di
ruas kanan terdapat operasi lojik “or” antara dua hasil pembandingan.
Pembadingan pertama adalah memeriksa kesamaan dan pembandingan
kedua adalah memeriksa ketidaksamaan. Hasil ekspresi ini diberikan ke
dalam variabel status[I] (pada posisi berindeks I dari array status).
C.5. Struktur kendali aliran
Struktur kendali aliran adalah suatu bentuk/struktur yang memiliki peranan khusus
untuk mengatur aliran urutan pengerjaan operasi atau beberapa operasi tertentu.
Terdapat sejumlah bentuk kendali aliran (atau dikenal juga dengan istilah struktur)
sebagai berikut (penjelasannya masing‐masing tedapat pada bagian D.1. s.d. D.7):
• begin‐end
o struktur untuk menjadikan sejumlah perintah atau elemen lain sebagai
satu kesatuan
• if‐then
10 Dalam bahasa C tanda pembandingan kesamaan ini dituliskan ganda (“==”) untuk
membedakannya dengan assignment.
11 Dalam bahasa C tanda pembandingan ketidaksamaan ini dituliskan dengan “!=”.
9
o struktur untuk menjalankan perintah (atau perintah‐perintah jika
disatukan dalam struktur begin‐end) setelah notasi “then” jika ekspresi
yang diperiksa (antara notasi “if” dan notasi “then”) berharga boolean
“true”.
• if‐then‐else
o struktur untuk menjalankan perintah (atau perintah‐perintah jika
disatukan dalam struktur begin‐end) setelah notasi “then” jika ekspresi
yang diperiksa (antara notasi “if” dan notasi “then”) berharga boolean
“true” dan sebaliknya jika “false” menjalankan perintah (atau perintahperintah
jika disatukan dalam struktur begin‐end) setelah notasi “false”.
• for‐do
o pengulangan perintah (atau perintah‐perintah jika disatukan dalam
struktur begin‐end) setelah notasi “do” dengan jumlah pengulangan
sejalan dengan perubahan harga iterator yang dinyatakan di antara
notasi “for” dan notasi “do”.
• while‐do
o pengulangan (iterasi) perintah (atau perintah‐perintah jika disatukan
dalam struktur begin‐end) setelah notasi “do” selama ekspresi yang
diperiksa (antara notasi “while” dan notasi “do”) berharga boolean
“true”. Jika pertama kali diperiksa langsung berharga “false” maka iterasi
sama sekali tidak dilakukan
• repeat‐until
o pengulangan (interasi) perintah atau perintah‐perintah antara notasi
“repeat” dan notasi ”until” hingga ekspresi yang diperiksa (setelah notasi
“until”) berharga boolean “true”. Jadi minimal satu kali dijalankan.
• case‐of‐end
o jika if‐then‐else adalah pencabangan aliran dengan dua cabang maka
struktur ini bisa memiliki pencabangan yang sangat banyak.
• Bentuk‐bentuk kendali tersebut bisa bersarang yaitu suatu bentuk di dalam
bentuk yang lain.
�� Misalnya: di dalam for I := 0 to 99 do ada begin‐end; di dalam begin‐end
tsb ada if‐then dan kemudian di dalamnya ada lagi begin‐end dst.
• Untuk if‐then, if‐then‐else, while‐do, repeat‐until, kriteria pengendalian aliran
adalah suatu ekspresi.
�� Misalnya dalam “if (status[I] or status[99‐I]) then ...” sebagai ekspresi
yang diperiksa adalah hasil operasi lojik antara status[I] dengan
status[99‐I] dengan operator lojik “or”.12
12 Dalam Pascal ekspresi tidak harus dibatasi tanda kurung sementara dalam C harus. Dalam
contoh ini ekspresi tsb dibatasi dengan tanda kurung. Walaupun dalam Pseudopascal tidak
diharuskan, untuk situasi tertentu disarankan adanya tanda kurun tsb untuk membantu
memperjelas penulisan algoritma.
10
C.6. Algoritma Utama/Fungsi/prosedur
• Algoritma utama adalah badan utama dari algoritma sebagai analogi program
utama dalam program. Namun berbeda dengan program, algoritma bisa jadi
hanya merupakan bagian tertentu dari suatu program bahkan bagian dari suatu
fungsi/prosedur dari program tsb..
• Fungsi/prosedur adalah sederetan perintah/operasi seperti halnya algoritma itu
sendiri yang dipisahkan dari algoritma utamanya guna menjadikannya sebagai
subfokus dalam algoritma. Dalam suatu algoritma jika apa yang dikerjakan
dalam fungsi/prosedur itu dapat dianggap jelas maka fungsi/prosedur tersebut
tidak dituliskan atau digantikan dengan kalimat bahasa sehari‐hari..
• Pascal menyediakan sejumlah fungsi/prosedur yang siap pakai (tanpa
pemrogram menuliskan lagi fungsi/prosedur itu), dalam Pseudopascal ini
beberapa fungsi/prosedur Pascal tertentu yang sangat umum juga digunakan.
�� Misalnya read (untuk membaca masukan), readln (membaca masukan
termasuk karakter “end of line”), write (untuk mencetak keluaran),
writeln (mencetak keluaran dan suatu “end of line”), eof (untuk
memeriksan apakah masukan sudah mencapai “end of file”).
• Mengikuti definisi Pascal, fungsi dibedakan dari prosedur dari adanya harga
yang dihasilkan oleh fungsi sebagai akibat dari pemanggilan/penggunaan fungsi
tersebut.
• Suatu fungsi/prosedur bisa didefinisikan dengan sejumlah argumen (istilah lain:
parameter). Pada saat pemanggilan fungsi/prosedur yang bersangkutan,
argumen ini jika ada dituliskan di dalam tanda kurung setelah nama
fungsi/prosedur itu.
• Ada dua jenis argumen: argumen bersifat “call by value” dan argumen “call by
reference”. Untuk “call by value” dalam pemanggilannya yang dikirimkan ke
fungsi/prosedur adalah harganya sementara “call by reference” yang dikirimkan
adalah variabel itu sendiri. Perbedaan kedua argumen ini dinyatakan di daftar
argumen di bagian definisi fungsi dengan mengawali nama variabel ybs dengan
notasi “var”.
�� Misalnya: fungsi kubik di atas memerlukan satu argumen ‘call by value”
dan prosedur sw memerlukan dua argumen “call by reference”.
• Untuk “call by value” selain suatu harga literal, harga suatu variabel, bisa juga
hasil dari suatu operasi aritmatis atau ekspresi lojik.
�� Misalnya “kubik(Tbl[I,1] – t0)” memanggil fungsi kubik dengan argumen
adalah harga yang dihasilkan dari operasi “Tbl[I,1] – t0”.
• Khususnya pada pemanggilan fungsi yang akan menghasilkan harga setelah
pemanggilan itu dilaksanakan, harga hasilnya itu kemudian menggantikannya
di dalam operasi/ekspresi yang bersangkutan.
�� Misalnya: dalam “sum.x := sum.x + kubik(Tbl[I,1] – t0)” setelah
pemanggilan “kubik(Tbl[I,1] – t0)”, harga yang dihasilkannya beserta
harga dalam sum.x dijumlahkan dan hasilnya diassign kembali ke sum.x
11
• Untuk “call by reference” argumen di bagian yang melakukan pemanggilan
hanya dapat berupa variabel saja dan ke variabel itu di bagian fungsi/prosedur
jika mengalami perubahan isi (walau dengan nama variabel yang lain), saat
kembali ke pemanggil perubahan itu tetap berlaku.
�� Misalnya: dalam pemanggilan “sw(sum.x, sum.y)” variabel sw.x dan
sw.y saat berada di prosedur sw dengan nama baru a dan b akan
dieprtukarkan, sehingga saat kembali isi sw.x dan sw.y sudah
bertukaran.
D. Aturan‐aturan Penulisan Struktur Kendali Aliran
Secara umum aturan‐aturan penulisan struktur kendali aliran ini mengikuti aturan
bahasa Pascal. Seperti hanya Pascal (dan bahasa‐bahasa lain, penulisan notas‐notasi,
perintah‐perintah atau ekspresi‐ekspresi tidak harus dibaris tersendiri/tertentu; bisa saja
beberapa elemen imi dituliskan bergabung dengan baris yang sama. Namun, demi
kejelasan dalam pembacaan algoritma beberapa kebiasaan dilakukan (tapi tidak harus).
• Perintah yang ditulis dalam bahasa sehari‐hari dituliskan tidak dicampur dalam
satu baris dengan elemen algoritma yang lain.
• Indentasi yang sama untuk blok struktur yang sama sangat disarankan..
D.1 Struktur begin‐end
• Perintah‐perintah dalam satu deret yang menjadi satu kesatuan struktural (satu
blok) dituliskan di antara notasi begin dan notasi end. Perintah yang ditulis
dalam notasi bahasa Pascal dituliskan dengan tanda separator “;” di akhir setiap
perintah sementara perintah dalam bahasa sehari‐hari dituliskan tanpa tanda
separator tsb.
• Jika terdapat struktur lain di antara satu begin‐end, maka struktur itu
diperlakukan sebagaimana perintah yang ditulis dalam bahasa pascal (diakhiri
separator “;”).
D.2 Strktur if‐then
• Kondisi yang akan diperiksa dalam struktur ini adalah ekspresi lojik yang
diletakan di antara notasi if dan notasi then. Perintah (atau perintah‐perintah)
yang akan dilakukan jika ekspresi lojik itu berharga boolean true diletakkan
setelah notasi then.
• Jika lebih dari satu perintah maka perintah‐perintah itu dijadikan satu kesatuan
struktur dengan tambahan notasi begin‐end yang mengapitnya.
D.3 if‐then‐else
12
• Seperti pada if‐then Kondisi yang akan diperiksa dalam struktur ini adalah
ekspresi lojik yang diletakan di antara notasi if dan notasi then. Perintah (atau
perintah‐perintah) yang akan dilakukan jika ekspresi lojik itu berharga boolean
true diletakkan setelah notasi then dan perintah (atau perintah‐perintah) yang
akan dijalankan jika berharga false diletakkan setelah notasi else.
• Baik untuk then maupun untuk else, jika lebih dari satu perintah maka masingmasing
perintah‐perintah itu dijadikan kesatuan‐kesatuan struktur dengan
tambahan notasi begin‐end yang mengapitnya (masing‐masing).
D.4 for‐do
• Di antara notasi for dan notasi do ekspresi iteratif (ekspresi yang menyatakan
bagaimana iterasi itu harus terjadi) dituliskan.
�� Penulisan ekspresi iteratif berisi
�� nama variabel iterator (variabel integer yang harganya akan berubahubah
sejalan dengan iterasi yang terjadi),
�� setelah tanda assignment dituliskan harga awal iterator (yang bisa
merupakan suatu harga literal atau ekspresi aritmatis),
�� notasi to atau downto yang menyatakan arah harga iterator menaik atau
menurun, harga terakhir interasi itu masih akan dilakukan (yang bisa
merupakan suatu harga literal atau suatu ekspresi aritmatis), dan
�� jika kenaikan/penurunan bukan bilangan 1, harga perubahan yang terjadi
pada iterator setiap satu iterasi dilalui dinyatakan dengan notasi step dan
diikuti harga perubahannya (misalnya “step 2”).
• Setelah notasi do perintah (atau perintah‐perintah) yang akan dilakukan pada
setiap kali iterasi dituliskan. Jika lebih dari satu perintah maka perintah‐perintah
itu dijadikan satu kesatuan struktur dengan tambahan notasi begin‐end yang
mengapitnya.
D.5 while‐do
• Kondisi yang akan diperiksa adalah ekspresi lojik yang diltakan di antara notasi
while dan notasi do. Perintah (atau perintah‐perintah) yang akan dilakukan
secara berulang‐ulang selama ekspresi lojik itu berharga boolean true diletakkan
setelah notasi do.
• Jika lebih dari satu perintah maka perintah‐perintah itu dijadikan satu kesatuan
struktur dengan tambahan notasi begin‐end yang mengapitnya.
D.6 repeat‐until
• Kondisi yang akan diperiksa adalah ekspresi lojik yang diltakan setelah notasi
until. Perintah (atau perintah‐perintah) yang akan dilakukan dan kemudian
diulang‐ulang selama ekspresi lojik itu berharga boolean false diletakkan antara
notasi repeat dan notasi until.
D.7 case‐of‐end
13
• Hal yang akan diperiksa adalah variabel atau ekspresi arinmatis yang memiliki
harga‐harga tertentu. Variabel atau ekspresi aritmatis itu diletakkan di antara
notasi case dan notasi of.
• Di antara notasi of dan notasi end terdaftar sejumlah kemungkinan harga/kasus
dan perintah (atau perintah‐perintah) yang akan dijalankan untuk kemungkinan
harga tersebut.
• Satu harga literal13 yang mungkin14 diletakkan di sebelah kiri, diikuti notasi “:”
(titik dua) lalu diikuti oleh perintah yang akan dijalankan selanjutnya sebuah “;”
(titik koma)15.
• Jika ada beberapa perintah yang akan dijalankan maka perintah‐perintah itu
dijadikan satu kesatuan struktur dengan tambahan notasi begin‐end yang
mengapitnya.
E. Aturan‐aturan Penulisan Prosedur dan Fungsi
Secara umum aturan kerangka penulisannya mengikuti aturan dalam bahasa Pascal
kecuali beberapa hal termasuk bahwa badan algoritma di dalam fungsi atau prosedur
sesuai dengan pembahasan algoritma di atas (memungkinkan baris perintah dalam
bahasa sehari‐hari, perintah‐perintah rinci yang bukan fokus diperlihatkan sebagai baris
“….”. Seperti halnya nama variabel nama‐nama prosedur maupun function bersifat case
insentitive namun demi untuk memberikan kejelasan dalam pembacaan, penamaan
prosedur/function maupun variabel direkomendasikan untuk konsisten di setiap bagian
algoritma.
Dalam bahasa Pascal, suatu prosedur/function dapat memiliki prosedur/function
lokalnya sendiri. Dalam pseudocode ini demi kompatibilitas dengan bahasa lain, hal itu
ditiadakan.
E.1 Prosedur
Mengawali suatu prosedur notasi procedure dituliskan dan diikuti nama prosedur. Jika
ada argumen, mana argumen‐argumen didaftarkan di dalam tanda kurung dan setiap
argumen tersebut dituliskan dengan dipisahkan dengan tanda koma (“,”). Dalam
bahasa Pascal jenis variabel harus dispesifikasikan, namun dalam Pseudopascal ini
seandainya cukup jelas maka demi mempersingkat, jenis variabel bisa dihilangkan.
Untuk menunjukkan suatu argumen bersifat pass‐by‐reference maka di depan nama
argumen itu dituliskan notasi var (seperti pada bahasa Pascal).
13 Dalam Bahasa C, sebelum harga literal tsb, ada notasi “case” mendahuluinya.
14 Dalam Pascal harga yang mungkin ini bisa dinyatakan sebagai range harga yang mungkin
misalnya bilangan‐bilangan antara 1 sampai dengan 10 dengan menulisnya sebagai “1..10” atau
beberapa kemungkinan harga dengan dipisahkan koma misalnya “2, 5, 9”. Hal ini tidak ada di bahasa C
sehingga dalam Pseudopascal ini hal itu dihindari.
15 Dalam bahasa C, harus diikuti notasi “break;” karena tanpa itu maka alirannya jadi sangat berbeda.
14
Berikutnya jika ada variabel lokal yang perlu ditonjolkan didaftarkan (beserta jenis
variabel tersebut) setelah notasi var. Badan algoritma prosedur dituliskan di antara
begin dan end dan diikuti tanda “;” (titik koma).
E.2 Fungsi
Mirip seperti pada prosedur kecuali tiga hal berikut ini. Pertama, yang mengawali
fungsi adalah notasi function. Kedua, setelah nama (serta argumen‐argumennya yang
dituliskan di dalam tanda kurung), suatu notasi “:” (titik dua) dan jenis harga yang akan
dihasilkan fungsi dituliskan. Ketiga dalam badan algoritma nama fungsi digunakan
seolah suatu variabel penerima assignment yang apabila algoritma dalam fungsi selesai
dijalankan maka harga terakhir yang diberikan padanya adalah harga yang akan
dikembalikan ke algoritma pemanggil fungsi ini. Jika nama fungsi berada sebagai
operand dari suatu operasi maka yang terjadi adalah pemanggilan fungsi terhadap
disinya sendiri yang dikenal dengan istilah rekursif.
No comments:
Post a Comment