Monday, February 28, 2011

Resensi Novel


Judul Buku : Kitab Tentang yang telah Hilang

Pengarang : John Conolly

Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama

Tahun : 2008, Cetakan ketiga Februari 2009

Jumlah Halaman : 472 halaman

Kitab tentang yang telah Hilang, Novel karya John Conolly ini merupakan novel terjemahan dari judul ” The Book of Lost Things ” yang diterjemahkan oleh Tanti Lesmana. Novel yang memiliki 1822 paragraf ini menceritakan secara detail mengenai isi daripada cerita ini. Novel ini mengingatkan ketika masa kanak-kanak mulai berlalu dan jalan menuju kedewasaan telah terbentang. Jalan menuju kedewasaan ini tak hanya terbentang begitu saja, namun terdapat berbagai halangan serta rintangan yang menghadang seperti tokoh utama dalam novel ini yaitu David.

(kekurangan)

Bermula pada seorang anak yang bernama David, dia sangat senang membaca buku terutama tentang kisah-kisah. David adalah seorang anak laki-laki yang telah kehilangan ibunya. Kemudian dia mempunyai seorang ibu tiri yang berusaha menyayanginya sepenuh hati, namun David tidak menginginkan itu. Tak lama kemudian dia mendapatkan seorang adik laki-laki bernama Georgie.

Di tempat tinggal barunya, dikarenakan dia harus mengungsi ke desa karena perang di kota dia ditempatkan di sebuah kamar di rumah Rose, ibu tirinya. Kamar itu penuh dengan buku-buku yang saling berbisik dan dapat didengar oleh David. Di seberang jendela kamarnya terdapat sebuah kebun cekung di tengah-tengah halaman belakang rumahnya. Dari sana dia merasa bahwa suara ibunya memanggil-manggil namanya. Kemudian dia pun masuk ke dalam celah yang terdapat di kebun itu melalui pohon yang sangat besar. Ternyata pohon itu adalah penghubung antara dunia nyata dengan suatu negeri yang sangat aneh tepatnya seperti di negeri dongeng yang terbalik. Dimana ia bertemu si Tukang Kayu baik hati yang membantunya meloloskan diri dari kejaran serigala-serigala yang berdiri dengan dua kaki belakangnya.

Ternyata untuk kembali ke dunia nyata sangatlah sulit. Dia harus bertemu dengan Raja yang memerintah negeri ini. Di perjalanannya untuk bertemu Raja, dia mendapat banyak sekali pelajaran. Semula dia hanya seorang anak laki-laki kecil kemudian dia menjadi semakin sadar bahwa di negeri ini dia harus berusaha untuk bertahan hidup dari berbagai serangan.

(kelebihan)

Di perjalanannya untuk bertemu Raja, pertama sekali dia harus melintasi dua jembatan yang dijaga oleh Troll, raksasa yang sangat senang bermain teka-teki. Sambil serigala-serigala yang mirip manusia itu terus mengejarnya di belakang. Akhirnya dia berhasil melewati jembatan yang benar setelah berhasil memecahkan teka-teki itu walaupun dia harus kehilangan si Tukang Kayu yang menghadang serigala-serigala itu agar dia bisa selamat ke seberang jembatan.

Dari perjalanannya itu, dia sangat lelah dan lapar. Kemudian dia bertemu dengan enam kurcaci yang mudah naik darah serta Snow White yang gemuk dan suka tidur. Setelah itu ia bertemu dengan seorang pemburu yang gemar menyatukan antara tubuh binatang dengan kepala manusia. Hampir saja David menjadi korbannya.

Setelah mengalami petualangan cukup panjang, David kembali bertemu dengan seorang prajurit berkuda bernama Roland. Roland berjanji akan membantunya untuk bertemu dengan Raja, namun dengan syarat sebelumnya David harus menemaninya untuk menyelamatkan Putri Tidur. Sekali lagi David bertemu dengan kejadian seperti dongeng di dunia nyata namun sangat berbeda ceritanya.

Setelah diselamatkan, Putri Tidur itu menjelma menjadi sosok yang menyeramkan sehingga menyerang dan menewaskan Roland. Namun David berhasil menusuk sosok itu kemudian pergi meninggalkan benteng berduri bersama kuda Roland yang cerdas bernama Scylla.

(kekurangan)

David telah kehilangan orang yang membantunya sekali lagi. Bersama Scylla dipacunya kuda itu menyusuri jalan setapak menuju istana. Kemudian dia bertemu Lelaki Bungkuk atau yang dinamakan makhluk Jail. Makhluk Jail ini mengerti dan tahu semua yang telah terjadi pada David di dunia nyata. Dimana David sangat membenci adik tirinya Georgie. Makhluk Jail itu memberikan syarat jika David ingin semuanya kembali seperti semula saat ibunya masih hidup, dia hanya tinggal menyebutkan nama adiknya keras-keras. David bingung, kemudian Lelaki Bungkuk itu menghilang.

David pun disambut memasuki istana Raja yang konon mempunyai sebuah kitab tentang yang telah hilang yang memuat segala sesuatu di negeri ini. Ternyata semuanya hanyalah bohong belaka. Kitab itu hanyalah sebuah buku harian anak manusia yang telah tertipu rayuan makhluk Jail untuk mengambil saudara, adik, sepupu, ataupun orang lain yang dibenci anak kecil itu. Kemudian anak kecil itu harus menyebutkan nama adiknya keras-keras di depan makhluk Jail itu akhirnya nama itu akan mengakibatkan orangnya diambil jantungnya kemudian dimakan makhluk Jail itu untuk memperpanjang usianya.

Tentu saja David sekarang bukanlah seorang anak kecil lagi seperti dulu yang emosinya tidak stabil. Dia sudah dapat berpikir jernih setelah semua yang telah dia alami selama ini. Dia mati-matian mempertahankan dirinya dari serangan-serangan makhluk Jail seraya pasukan serigala-manusia datang dalam jumlah ribuan ekor.

(kelebihan)

Akhirnya waktu makhluk Jail untuk hidup telah habis dengan habisnya pasir dalam sebuah jam raksasa. Mendadak para serigala-manusia itu lenyap. Hilang tersapu kedipan mata. Semua mimpi buruk itu telah berakhir. Ternyata si Tukang Kayu masih hidup. Dia datang dan kemudian mengantarkan David menuju pohon dimana dia akan kembali pulang ke dunia nyatanya.

Novel ini mempunyai banyak amanat dari sang penulisnya. Dengan novel ini kita akan mendapatkan sesuatu yang tidak dapat dilukiskan dengan kata-kata. Sang penulis novel ini menulis dengan rinci tiap-tiap kejadian dalam ceritanya yang dapat membuat kita tertawa, terkagum-kagum, menangis, bahkan mengerikan. Oleh karena itu novel ini diperuntukan bagi orang dewasa agar dapat memahami novel ini dengan baik dan tidak salah dalam mengartikannya.

No comments:

Post a Comment